Oleh : Usep Irwan Herdiana, A. Ma
Saya
adalah seorang guru salah satu sekolah dikecamatan mangunjaya. Hampir 8 tahun
saya mengabdikan hidup saya di dunia pendidikan dan banyak suka duka yang saya
alami. Semuanya dilewati dengan penuh rasa tanggung jawab dan kecintaan. Hari
demi hari saya lalui bersama anak-anak didik yang lucu, pintar, cerdas,nakal,
cerewet dan masih banyak lagi yang menghiasi hari-hari saya bersama anak-anak
didik.
Tak
pernah terpikirkan sebelumnya saya akan menjadi guru, bahkan background sayapun
bukanlah dari keguruan. Saya hanya lulusan SMK teknik otomotif yang nekad
menjadi pengajar di sekolah dasar. Bukan hanya modal nekad tetapi karena niat
dan adanya kekosongan tenaga pengajar di sekolah tersebut. Awalnya saya tidak
langsung memegang mata pelajaran, melainkan sebagai pengajar ekstra kurikuler
kesenian dan pramuka. Sambil berlayar dua tiga pulau terlampaui, mungkin pepatah
tersebut dapat menggambarkan perjalanan saya waktu itu. Sambil mengajar, saya
juga menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi swasta. Dari sanalah saya
mendapat banyak pengetahuan tentang keguruan. Dua tahun menyelesaikan
pendidikan diploma, setelah lulus saya mendapatkan kepercayaan dari kepala
sekolah untuk memegang mata pelajaran bahasa inggris.
Satu
semester bukanlah waktu yang singkat bagi saya memegang amanat yang begitu
besar. Kritik, saran dan pujian terkadang ada juga cercaan dari orang yang
kurang senang dengan kinerja saya. saya terima demi kemajuan dalam mendidik
peserta didik. Semester berikutnya saya dipercaya menjadi guru kelas V,
bukannya lebih mudah tugas saya selanjutnya lebih besar lagi. Tapi saya
menganggap itu adalah ujian untuk meningkatkan kemampuan, wawasan dan menambah
pengalaman. Saya yakin tempaan dan didikan yang saya terima waktu itu, akan
menjadikan saya mempunyai mental yang kuat serta berwawasan yang luas. Mengajar
dikelas tinggi tidaklah mudah, namun berkat usaha dan kerja keras alhamdulillah
dapat saya lalui dengan baik.
Ditahun
kedua setelah saya menyelesaikan pendidikan, guru PJOK mengajukan mutasi.
Otomatis mengharuskan adanya rotasi di intern sekolah. Dan dalam rapat guru,
memutuskan bahwa saya ditunjuk sebagai guru PJOK. Suka duka saya alami selama
menjadi guru olahraga, tapi tak sedikitpun saya mengeluh. Bahkan dengan menjadi
guru olahraga saya semakin dekat dengan anak-anak. Mungkin karena pembelajaran
dilaksanakan diluar kelas sehingga interaksi antara guru dan siswa lebih intens
dan komunikatif. Alhamdulillah kerja keras saya membuahkan hasil yang
menggembirakan, selama saya menjadi guru olahraga banyak prestasi yang diraih
anak didik saya dalam bidang olahraga. Baik itu ditingkat desa maupun
kecamatan. Tapi itu semua tidak menjadikan saya puas dan merasa berhasil.
Justru itu adalah awal dari sebuah perjuangan. Kekecewaan juga pernah saya
alami ketika anak didik saya tidak jadi bertanding ditingkat kabupaten. Padahal
sudah diputuskan bahwa yang akan mewakili kecamatan adalah juara umum di
kecamatan dan sudah berangkat ketempat lomba tapi malah diganti oleh juara
keduanya. Entah apa yang terjadi pada saat itu, intervensi atau apa yang jelas
itu adalah pembunuhan karakter anak. Semoga dikemudian hari, para panitia lomba
lebih objektif dan bijak dalam mengambil keputusan.
Tahun-tahun
berikutnya saya juga mengalami perubahan dalam mengajar dari mulai mengajar
mata pelajaran Seni budaya, bahasa sunda, dan karawitan. Baru pada tahun
pelajaran 2010/2011 sampai sekarang saya mendapat tugas dari kepala sekolah
untuk menjadi guru kelas 2. bukan semakin ringan, tugas mengajar dikelas rendah
semakin berat. Diperlukan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra besar.
Mengenai
materi, alhamdulillah dicukup-cukupkan. Mengapa? Sudah menjadi rahasia umum
kalau gaji guru itu kecil, apa lagi guru honorer seperti saya. Mungkin kalau
hanya menggantungkan pekerjaan sebagai guru akan terus kekurangan, tapi Allah
masih memberikan kemurahan kepada saya. Sehingga saya bisa mendapatkan
penghidupan yang layak. Apalagi satu tahun yang lalu ketika saya memutuskan
untuk mengakhiri masa lajang, tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. Ditambah
lagi sekarang istri saya sedang hamil 7 bulan dan tidak lama lagi akan
melahirkan, biaya yang besar pasti harus disiapkan. Yang lebih miris lagi
tunjangan fungsional guru honor yang tahun lalu saya terima, ditahun ini tidak
saya terima sepeserpun. Tapi itu semua tidak membuat saya gentar, saya yakin
Allah akan tetap bersama kita selama kita dekat dengan-Nya. Semoga tantangan
yang besar ini dapat saya lalui dengan kesabaran dan ketabahan hati yang kuat
sambil terus berusaha, karena tanpa usaha yang sungguh tak akan membuahkan
hasil yang memuaskan.
Kecintaan
saya didalam dunia pendidikan tak akan pernah terkalahkan oleh apapun. Tawa
lepas anak-anak didik saya, akan senantiasa membuat saya merasa nyaman. Melihat
mereka asyik bermain, menari, menyanyi dengan ceria, belajar yang
sungguh-sungguh apalagi meraih prestasi, itu semua melahirkan kebanggan
tersendiri didalam hati. Dan saya yakin tak ada profesi lain yang dapat
merasakan indahnya dalam bekerja. Seumur hidupku akan kubaktikan mendidik dan
mengajar anak-anak didik saya agar indahnya menjadi guru tak akan pernah berhenti.
Saya persembahkan
tulisan yang sederhana ini buat anak-anak didikku tercinta. Teruslah berjuang
menggapai cita-citamu, raihlah semua untuk hidupmu. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar